
Di kebaktian Minggu pada tanggal 29 Mei, walaupun pada hari Minggu tersebut, Pdt. John MacArthur sedang dalam masa liburnya, beliau merasa perlu untuk kembali lebih awal untuk membahas (to address) masalah penembakan di Uvalde, Texas pada saat pembacaan Alkitab.
Pembacaan Alkitab pagi ini diambil dari Yesaya 59 secara keseluruhan.
Dosa adalah penghambat keselamatan
(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (3) Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan. (4) Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman. (5) Mereka menetaskan telur ular beludak, dan menenun sarang laba-laba; siapa yang makan dari telurnya itu akan mati, dan apabila sebutir ditekan pecah, keluarlah seekor ular beludak. (6) Sarang yang ditenun itu tidak dapat dipergunakan sebagai pakaian, dan buatan mereka itu tidak dapat dipakai sebagai kain; perbuatan mereka adalah perbuatan kelaliman, dan yang dikerjakan tangan mereka adalah kekerasan belaka. (7) Mereka segera melakukan kejahatan, dan bersegera hendak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah; rancangan mereka adalah rancangan kelaliman, dan ke mana saja mereka pergi mereka meninggalkan kebinasaan dan keruntuhan. (8) Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di situ tidaklah mengenal damai. (9) Sebab itu keadilan tetap jauh dari pada kami dan kebenaran tidak sampai kepada kami. Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka, menanti-nantikan cahaya, tetapi kami berjalan dalam kekelaman. (10) Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati. (11) Kami sekalian meraung seperti beruang; suara kami redup seperti suara burung merpati; kami menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan, tetapi tetap jauh dari kami. (12) Sungguh, dosa pemberontakan kami banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami: (13) kami telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN, dan berbalik dari mengikuti Allah kami, kami merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam hati dan melahirkannya dalam kata-kata. (14) Hukum telah terdesak ke belakang, dan keadilan berdiri jauh-jauh, sebab kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak orang. (15) Dengan demikian kebenaran telah hilang, dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban rampasan. Tetapi TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum. (16) Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil, dan Ia tertegun karena tidak ada yang membela. Maka tangan-Nya sendiri memberi Dia pertolongan, dan keadilan-Nyalah yang membantu Dia. (17) Ia mengenakan keadilan sebagai baju zirah dan ketopong keselamatan ada di kepala-Nya; Ia mengenakan pakaian pembalasan dan menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah. (18) Sesuai dengan perbuatan-perbuatan orang, demikianlah Ia memberi pembalasan: kehangatan murka kepada lawan-lawan-Nya, ganjaran kepada musuh-musuh-Nya; bahkan kepada pulau-pulau yang jauh Ia memberi ganjaran. (19) Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN. (20) Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya, demikianlah firman TUHAN. (21) Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.
Peristiwa ini dengan cepat memicu kembali perdebatan di antara rakyat Amerika yang mendukung dan menentang akses untuk memiliki senjata bagi warga Amerika.
Sebenarnya kita harus dapat melihat akar masalah yang lebih dalam daripada hanya perdebatan akses memiliki senjata bagi rakyat yang sudah ada di konstitusi Amerika sejak hari kemerdekaannya.
Waktu kita membaca Yesaya 59 dengan segala penguraiannya, kita dapat dengan jelas melihat bahwa karena hati yang sudah berbalik dari Tuhan, maka hati yang memberontak menghasilkan lebih banyak dosa yang mematikan.
Pada saat manusia sudah di bawah penghakiman Tuhan, tidak ada lagi pertolongan yang datang dari surga.
Jika sudah tidak ada pertolongan dari Tuhan, tidak ada pertolongan juga yang datang dari dunia. Tidak ada pertolongan yang datang dari politisi atau dari mana pun juga.
Ketika semua sudah di bawah penghakiman Tuhan, semua menjadi di bawah kutukan.
Tetapi ketika kita membaca beberapa ayat terakhir, kita tetap melihat kebaikan Tuhan.
Dalam penghakiman seburuk apapun, Tuhan tetap memberikan pengharapan bagi mereka yang mau bertobat.
Akhirnya hanya ada satu penebus. Dan keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus Kristus merupakan satu-satunya harapan sejati untuk manusia dan masyarakat yang semakin berada di dalam jerat dosa.